selamat datang diblog kami.... ^_^

Semoga Semuanya bisa bermanfaat

Rabu, 28 Desember 2011

menghibur orang lain


Menghibur Orang Lain

Pernah merasa sedih karena sebuah kejadian dan membaginya dengan orang terdekat? atau pernahkah kita menjadi tempat berbagi kesedihan dari teman terdekat kita? sebagian besar kita akan menjawab “pernah” baik pertanyaan pertama maupun yang kedua. Kira-kira apakah tujuan kita menceritakan kesedihan kita? atau apakah yang kita lakukan saat kita dijadikan tempat mencurahkan kesedihan teman kita? tulisan ini bertujuan untuk membahas sedikit mengenai hal tersebut terutama berkaitan dengan apa yang harus kita lakukan bila teman kita sedang sedih. namun juga dilihat dari sudut pandang bila kita yang mengalami kesedihan tersebut. emang apa yang harus kita lakukan apabila teman kita sedang sedih dan meminta kita jadi tempat curhatnya? ini beberapa hal yang bisa dilakukan. bukan berarti harus “saklek”( jadi inget seseorang jika denger kata ini ehm..), karena semua ini hanya hasil ijtihad penulis saja. memang sebisa mungkin tetap mengedepankan objektifitas. akan tetapi bisa ditambah atau dikurangi. okey kita langsung saja.
1. tunjukkan bahwa kita juga merasakan kesedihan itu
meskipun tujuan teman kita menceritakan kesedihannya bukan untuk membuat kita sedih, akan tetapi jika kita menanggapinya dengan wajah ceria apalagi dengan canda tawa maka akan membuat dia menjadi semakin sedih. Karena dia akan merasa bahwa dia harus sendirian menanggung beban ini dan tak ada seorangpun yang peduli. Untuk itu tunjukkan bahwa kita bisa ikut merasakan kesedihannya, meski hanya dengan menunjukkan wajah yang tenang namun cukup menggambarkan bahwa kita juga merasakan kesedihannya. Jangan juga kita jadi over ekspresif dengan berkata seperti ” oh my god!!!” dengan disertai teriakan yang histeris sambil menangis tersedu-sedu. Ini justru akan terlihat lebih kepada ejekan daripada solidaritas. intinya yang wajar-wajar saja. biasa mawon gitu loh….
2. dengarkan semua ceritanya dulu secara lengkap
orang yang curhat kepada kita sebenarnya bukan orang yang ingin berdiskusi dengan kita tetapi hanya ingin berbagi cerita. oleh karena itu sebaiknya kita juga bisa menempatkan diri dengan benar. kita harus mendengarkan semua ceritanya dengan lengkap. sebagai tambahan bahwa dia dalam situasi seperti ini hanya ingin bercerita dan menginginkan kita mendengarkannya saja. dan jarang dia mempedulikan apakah kita akan menanggapinya dengan nasehat-nasehat atau tidak. Intinya dia hanya ingin berbagi cerita dan ada yang mendengarnya. Jadi janganlah kita terlalu banyak bicara apalagi sampai memotong ceritanya.
3.berikanlah tanggapan seperlunya saja dan tepat
meskipun dalam banyak hal dia hanya ingin bercerita saja, namun adakalanya dia menginginkan tanggapan kita. akan tetapi sayang, seringkali banyak tanggapan yang justru membuat dia makin sedih. Oleh karena itu kita harus pandai-pandai memberikan tanggapan. beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:

a. jangan menganggap masalahnya ringan
biasanya untuk menenangkan dia, kita sering mengatakan ” ah gak usah dipikirin, cuman masalah segitu saja”. emang sih tujuan kita agar dia memandang bahwa masalah itu mudah diselesaikan karena bukan masalah besar. akan tetapi jika kita melakukannya saya katakan itu KESALAHAN BESAR. kenapa? karena dengan demikian kita tak mempedulikannya, menganggap segala yang berkaitan dengannya kecil dan tidak penting. Jika kita melakukan hal ini yakinlah bahwa kata-kata kita selanjutnya tidak akan dia dengar. orang yang sedang sedih memang tidak menuntut agar masalah itu dibesar-besarkan, namun bukan berarti harus dianggap enteng. jadi secara wajar saja.

b. jangan menanggapi dengan menceritakan hal yang lebih sedih.
kebanyakan kita akan melakukan hal ini, karena berharap bila kita menceritakan hal yang lebih sedih maka dia akan terhibur karena ada yang lebih menyedihkan. Dan ini pun juga sebuah kesalahan. sekali lagi orang yang sedih hanya ingin didengar dan dia menganggap bahwa masalah ini adalah masalah terbesarnya saat ini. bukanlah hal bijak menceritakan hal yang lebih sedih, apalagi malah menceritakan diri kita. SO tak ada gunanya kita melakukan hal tersebut. Misalnya saja kita mengatakan ” oh kemaren si anu malah lebih parah lagi. bla..bla..bla…” orang yang sedang merasa sedih akan bersikap masa bodoh terhadap cerita seperti itu, biarpun diceritain tentang banjir di solo yang mana penduduknya menderita sekalipun dia gak akan merespon.

c. jangan menyalahkannya atau bertanya tentang kejadiannya
mungkin pernah kita berkata ” lha kemaren gimana to kok bisa kejadian kayak gitu?…” atau yang semisalnya. orang yang sedih tidak ingin disalahkan, meskipun sebenarnya sebagiandia bersalah. yakinlah, dalam hatinya dia sudah merasa bersalah, so jangan ditambah rasa bersalahnya. meski dia juga belum tentu menginginkan bahwa apa yang dia lakukan dianggap benar.

d. berikan tanggapan dan masukan yang positif
terakhir berikanlah tanggapan dan masukan yang positif, dimana dia tidak merasa disalahkan, namun juga bisa menerima keadaan sekarang ini dengan ikhlas. kemudian biarkan dia menentukan sendiri langkah yang akan diambil. dan juga jangan lupa untuk menanyakan keadaannya pada lain waktu. Hal ini berguna untuk mengetahui perkembangan dirinya, sehingga dia merasa bahwa dia benar-benar diperhatikan sehingga kalaupun rasa kesedihan itu belum hilang sepenuhnya, setidaknya dia tahu bahwa akan ada seseorang yang siap membantu.
itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan. sekali lagi bahwa ini tidak harus saklek, kita juga harus melihat situasi dan kondisi yang ada, karena akan ada kejadian yang kasuistik. SO jangan pernah berhenti untuk belajar memahami orang lain.

Minggu, 25 Desember 2011

Doa Setelah Sholat Dhuha


Doa Setelah Sholat Dhuha


ALLAHUMMA INNADH DHUHA-A DHUHA-UKA, WAL BAHAA-A BAHAA-UKA, WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWWATUKA, WAL QUDRATA QUDRATUKA, WAL ISHMATA ISHMATUKA. ALLAHUMA INKAANA RIZQI FIS SAMMA-I FA ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI FA-AKHRIJHU, WA INKAANA MU’ASARAN FAYASSIRHU, WAINKAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU, WA INKAANA BA’IDAN FA QARIBHU, BIHAQQIDUHAA-IKA WA BAHAAIKA, WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDRATIKA, AATINI MAA ATAITA ‘IBAADAKASH SHALIHIN.


Artinya: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.

Sabtu, 10 Desember 2011

10 Kesalahan dalam Mengatur Waktu

Kesalahan # 1. Gagal Mengikuti To-Do List 
Apakah Anda pernah merasa jengkel karena lupa untuk melakukan bagian penting dari sebuah pekerjaan? Jika demikian, Anda mungkin tidak menggunakan To-Do List dalam pekerjaan ini. Atau, jika Anda melakukannya, mungkin Anda tidak menggunakannya dengan efektif! 
Trik menggunakan To-Do Lists dengan efektif terletak pada bagaimana memprioritaskan tugas pada daftar Anda. Banyak orang menggunakan sistem kode A - F (A untuk prioritas tinggi, F untuk prioritas sangat rendah). Sebagai alternatif, Anda dapat menyederhanakan ini dengan menggunakan kode A sampai D, atau dengan menggunakan angka. 
Jika anda memiliki proyek besar pada daftar Anda, kemudian, kecuali Anda tipe orang yang detail dan teliti, entri untuk proyek ini bisa jadi tidak jelas dan kurang efektif. Misalnya, Anda mungkin menulis "Memulai proposal anggaran." Tetapi apa maksudnya? Hal yang kurang spesifik di sini bisa membuat Anda menunda-nunda, atau melupakan langkah penting. Jadi pastikan anda memecah tugas atau proyek besar menjadi langkah-langkah yang spesifik, realistis dan dapat ditindaklanjuti. Sehingga, Anda tidak akan melewatkan sesuatu yang penting. 
Anda juga dapat menggunakan Program Kerja untuk mengelola pekerjaan. Ini berguna ketika Anda memiliki banyak  proyek besar yang perlu diselesaikan sekaligus.
Kesalahan # 2. Tidak Menentukan Target 
Apakah Anda tahu di mana Anda ingin berada enam bulan mendatang? Bagaimana dengan 1 tahun ke depan, atau 10 tahun lagi ? Jika tidak, saatnya untuk menentukan beberapa  tujuan pribadi!
Penetapan tujuan pribadi adalah penting untuk mengelola waktu Anda dengan baik, karena  tujuan memberikan arah dan visi saat bekerja. Bila Anda tahu apa yang ingin Anda capai, Anda dapat mengelola prioritas, waktu, dan sumber daya Andamenuju ke sana. Tujuan juga membantu Anda untuk memutuskan apa yang layak diberi waktu lebih, dan apa yang hanya menjadi pengalih perhatian.
Untuk menentukan cara menentukan tujuan yang efektif dan cerdas, bacalah Locke’s Goal Setting Theory. Di sini, Anda akan belajar bagaimana menetapkan tujuan dengan jelas, sehingga Anda tetap termotivasi.

Anda juga mungkin tertarik dengan buku Book Insight into "Long Fuse, Big Bang" yang dtulis oleh Eric Haseltine. Buku ini mengajarkan Anda bagaimana tetap fokus pada tujuan jangka panjang tanpa mengabaikan prioritas jangka pendek. 

Kesalahan # 3. Tidak Memprioritaskan 
Ketika ada banyak hal yang harus dikerjakan, lihatlah prioritasnya
Asisten Anda baru saja menemukan permasalahan krisis yang mendesak perlu ia bicarakan dengan Anda, tetapi Anda sedang melakukan brainstorming untuk ide-ide baru. Anda yakin bahwa Anda hampir mendapat ide cemerlang untuk sebuah kampanye pemasaran, tetapi sekarang Anda berisiko kehilangan inspirasi ini karena masalah "darurat" asisten Anda. 
Terkadang, sulit untuk menentukan prioritas, terutama ketika Anda menghadapi tugas mendesak yang datang seperti banjir. Namun, jika ingin mengelola waktu lebih baik,sangatlah penting untuk belajar bagaimana memprioritaskan tugas-tugas Andasecara efektif. 
Sebuah cara yang dapat membantu Anda menentukan prioritas secara efektif adalah MatrixMendesak/Penting . Ini akan membantu Anda memahami perbedaan antara kegiatan mendesak dan kegiatan penting. Anda juga akan belajar bagaimana mengatasi situasi agar tetap fokus pada hal yang mendesak. 
Matrix Prioritas Aksi adalah alat lain yang berguna, yang akan membantu Andamenentukan apakah sebuah tugas tergolong tugas bernilai/prioritas tinggi, atau rendah-nilai/hanya pekerjaan sampingan. Pengelolaan waktu Anda akan jauh lebih baik jika Anda tahu perbedaannya. 
Kesalahan # 4. Gagal Menghadapi Gangguan 
Apakah Anda tahu bahwa banyak dari kita dapat kehilangan sebanyak dua jam sehari karena gangguan? Coba pikirkan berapa banyak hal yang bisa dilakukan jika Anda bisa mendapatkannya kembali!  Gangguan ini bisa berasal dari email, chatting IM, teman-teman yang tengah mengalami kesulitan, atau panggilan telepon dari klien. Gangguan mencegah kita mencapai keadaan “mengalir”, yaitu keadaan saat melakukan pekerjaan dengan memuaskan dan lancar, yang terjadi saat kita sedang 100 persen terlibat dalam tugas.Jika Anda ingin mengontrol hari Anda, dapat melakukan pekerjaan Anda pada kondisi terbaik, penting untuk mengetahui bagaimana meminimalkan gangguan dan menghadapi gangguan secara efektif. 
Contoh sederhana, matikan chat Anda ketika Anda harus fokus, atau beritahu tahu teman Anda kalau Anda sedang sibuk. Anda juga harus belajar bagaimana meningkatkan konsentrasi Anda, bahkan ketika Anda sedang berhadapan dengan gangguan. 
Kesalahan # 5. Penundaan 
Penundaan terjadi ketika Anda menangguhkan tugas-tugas yang seharusnya menjadi pusat perhatian Anda sekarang. Bila Anda menunda-nunda, Anda akan merasa bersalah karena belum memulai apapun. Akan ada perasaan takut untuk mengerjakan dan akhirnya, semuanya mulai jatuh tempo. Ini bisa berakibat Anda gagal untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. 
Sebagai contoh, sebuah strategi yang ampuh dapat berupa, mengatakan pada diri sendiri bahwa Anda hanya akan memulai sebuah proyek selama sepuluh menit. Seringkali, penunda merasa bahwa mereka harus menyelesaikan tugas dari awal sampai akhir. Harapan tinggi ini membuat mereka merasa berat dan cemas. Sebaliknya, fokuslah pada sedikit waktu yang perlu dicurahkan untuk memulai. Itu saja! 
Anda mungkin juga merasa bahwa penggunakan Rencana Aksi akan bermanfaat. Ini membantu Anda untuk memecah proyek besar menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan mudah dilakukan. Dengan adanya langkah-langkah ini, akan mudah untuk melihat segala sesuatu yang anda butuhkan, sehingga potongan-potongan kecil dapat terselesaikan pada waktu tertentu. Strategi ini dapat meringankan Anda saat memulai sebuah proyek baru. 
Kesalahan # 6: Mengambil terlalu banyak pekerjaan
Apakah Anda orang yang sulit mengatakan "tidak" kepada orang lain? Jika demikian, mungkin Anda punya terlalu banyak proyek dan komitmen di piring Anda. Ini dapat mengakibatkan kinerja yang buruk, stres, dan semangat juang yang rendah.  Atau, Anda mungkin seorang “micromanager”, yaitu seseorang yang bersikeras mengendalikan atau melakukan semua pekerjaan sendiri, karena tidak percaya orang lain dapat melakukannya dengan benar. Hal ini dapat menjadi masalah bagi semua orang, bukan hanya manajer.
Dengan kata lain, mengambil terlalu banyak tugas adalah sebuah contoh pengelolaan waktu yang buruk. Ini bisa menciptakan reputasi yang tidak baik pada Anda, misalnya orang berpikir Anda bekerja dengan tergesa-gesa atau bekerja dengan ceroboh.
Untuk menghindari keadaan ini, belajarlah seni berbicara halus, agar Anda bisa mengatakan "ya" kepada orang, tetapi "tidak" untuk tugas. Keterampilan ini membantu Anda menegaskan diri Anda sendiri, sementara tetap mempertahankankeadaan harmonis dalam kelompok. Jika orang lain mulai menyandarkan diri pada Anda, berharap untuk sebuah jawaban "ya" atas permintaan mereka, belajarlah menganalisis situasi Anda, dan tetap tenang di bawah tekanan. 
Kesalahan # 7: Berkembang saat "Sibuk" 
Beberapa orang menjadi terburu-buru karena sibuk, bahkan mengatakan baru bersemangat saat didera banyak tugas. Tenggat waktu yang pendek, email yang menggunung, tumpukan file yang perlu dikerjakan di meja, pertemuan yang harus dihadiri segera, tentunya semua ini memacu adrenalin! 
Meskipun kadang menjadi keseharian dalam pekerjaan, "kecanduan sibuk" bukan berarti Anda efektif, sebaliknya sering kali ini berujung pada stres. Daripada terburu-buru karena sibuk, cobalah untuk memperlambat, dan belajar untuk mengatur waktu Anda lebih baik lagi.

Kesalahan # 8. Multitasking 
Untuk mengatasi beban kerja, Linda sering kali menulis email sambil berbicara di telepon dengan kliennya. Walaupun Linda berpikir bahwa ini dapat mengefektifkan waktunya, sebenarnya diperlukan 20-40 persen waktu lebih banyak untuk menyelesaikan dua pekerjaan secara multitasking, dibandingkan dengan menyelesaikan tugas yang sama satu per satu. Kedua pekerjaan juga menghasilkan kualitas yang buruk, emailnya penuh dengan kesalahan, dan kliennya frustrasi karena lawan bicaranya kurang konsentrasi.
Jadi, cara terbaik adalah melupakan tentang multitasking, dan, sebagai gantinya, fokus pada  satu tugas pada satu waktu. Dengan begitu, Anda akan menghasilkan pekerjaan yang berkualitas tinggi. Ahli kami mewawancarai Dave Crenshaw. Mempelajari buku Myth of Multitasking, akan memberi Anda penerangan terhadap metode multitasking. Ini akan membantu Anda untuk mengelola proyek simultan dengan lebih efektif. 
Kesalahan # 9. Tidak Mengambil Jeda Istirahat
 Anda berpikir bahwa dapat bekerja non-stop selama 8-10 jam, atau bahkan lembur sampai pagi, terutama ketika Anda sedang mengejar deadline. Namun, adalah hal yang mustahil bagi siapa pun untuk fokus dan benar-benar menghasilkan pekerjaan yang berkualitas tinggi, tanpa memberikan otak mereka beberapa waktu untuk beristirahat. 
Jadi, jangan anggap istirahat sebagai "membuang-buang waktu." Mereka menghasilkan down-time yang berharga, yang akan memungkinkan Anda untuk berpikir kreatif dan bekerja secara efektif. Jika sulit bagi Anda untuk berhenti bekerja, maka jadwalkan istirahat untuk diri Anda sendiri, atau atur alarm sebagai pengingat. Pergilah berjalan-jalan sejenak, ambil secangkir kopi, duduk santai atau lakukan meditasi di meja Anda. Cobalah untuk istirahat lima menit  setiap satu atau dua jam, dan pastikan bahwa Anda memberi diri Anda sendiri waktu yang cukup untuk makan siang. Anda tidak akan menghasilkan pekerjaan yang berkualitas tinggi jika Anda menahan lapar! 
Kesalahan # 10. Menjadwalkan Tugas dengan Tidak Efektif
Apakah Anda orang pagi? Atau apakah Anda merasa energi Anda meningat setelah matahari mulai terbenam di sore hari? Semua orang memiliki ritme yang berbeda, yaitu waktu yang berbeda di mana kita merasa paling produktif dan energik.  Anda dapat memanfaatkan waktu terbaik Anda, dengan menjadwalkan kerja bernilai tinggi selama puncak waktu Anda, dan kerja rendah-energi (seperti melakukan panggilan telepon dan memeriksa email), selama waktu "menurun" Anda. 

Kunci Penting
Salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatk
an produktivitas adalah mengakui dan memperbaiki kesalahan dalam mengatur waktu. Bila Anda meluangkan waktu untuk mengatasi kesalahan-kesalahan ini, Anda akan mengalami peningkatan produktivitas yang besar. Anda juga akan menjadi lebih bahagia, dan stress pun berkurang! 

berbagai sumber

Kamis, 08 Desember 2011

Logo Alfadhila Grafika Collections


Alfadhila Grafika Collections... bergerak dalam bidang jasa percetakan undangan.....seperti undangan pernikahan, khitanan, peresmian dan juga menyediakan  berbagai macam souvenir.......